Jumlah

RAHASIA dan MAKNA SYAFAAT RASULULLAH


syaikh Bahauddin Naqshabandy Uwais Al-Bukhari


Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani berkata, Allah memberkati rahasianya, bahwa beberapa saat setelah Muhammad Shallahu alaihi wasallam dilahirkan, beliau diambil oleh malaikat dari tangan ibunya. Dalam sekejap mereka sampai di Samudra al-Hayyu. Allah  mempunyai 99 Atribut, dan masing-masing merupakan Samudra Pengetahuan yang sangat luas sehingga tak seorang pun dapat memahaminya. Salah satu Samudra itu adalah Samudra al-Hayyu, Yang Maha Hidup. Siapa pun yang mengetahui rahasia Nama itu, maka dia tidak akan mati. Dia akan hidup selamanya--bukan dia sendiri, melainkan bersama setiap orang, karena setiap orang hidup melalui cahaya Ilahi dalam hatinya. Ketika kalian berenang dalam Atribut Nama Ilahi tersebut, itu berarti kalian mempunyai cahaya itu sehingga kalian akan berada dalam hati setiap orang, dan mengetahui apa yang dilakukan oleh setiap orang. Itulah tempat di mana Rasulullah Muhammad Shallahu alaihi wasallam diambil oleh para malaikat yang diperintahkan untuk membersihkan hatinya dalam “Ma’ul Hayat---Air Kehidupan. Segera setelah mereka meletakkannya dalam Air Kehidupan, beliau dengan segera memiliki dan disandangkan dengan “An-Nur al-Ilahi---Cahaya Ilahi”. Dan setelah beliau disandangkan dengan Cahaya Ilahi tersebut, segalanya menjadi terbuka baginya, tidak ada lagi sekat yang tersisa. Selanjutnya Muhammad Shallahu alaihi wasallam disandangkan dengan Samudra Kekuatan Ilahi, “Bahrul Qudra”.
Oleh sebab itu ketika keluar dari Ma’ul Hayat, Rasulullah menerima tiga Atribut, yaitu: pertama, beliau dibersihkan dengan Air Kehidupan dan diberikan kehidupan yang abadi. Kedua, beliau menerima Cahaya Ilahi. Pada saat itu, sebagaimana yang telah kami katakan, beliau mampu merasakan apa yang dirasakan oleh setiap orang dan berada dalam hati setiap orang. Itulah arti dari ayat, ‘Wa’lamuu anna fikum rasuulullah, Ketahuilah bahwa di tengah-tengah kamu ada Rasulullah”. Atau dalam artian Muhammad Shallahu alaihi wasallam itu ada bersamamu, di antara kamu dan dalam dirimu” (al-Hujurat 7), karena beliau telah disandangkan dengan Cahaya Ilahi tersebut. Itulah sebabnya Rasulullah dapat mengetahui apa yang kalian rasakan, bagaimana masa depan kalian, apa yang kalian lakukan, dan apa yang akan terjadi baik di sini maupun di hari kemudian. Allah memberinya kekuatan itu.
Yang ketiga, Rasulullah menerima Kekuatan Ilahi dari Samudra Kekuatan Ilahi. Semua ini bersumber pada suatu pengetahuan tingkat tinggi dan harus dipahami dengan seksama. Itu adalah atribut dari ‘Bahrul Qudra (Qudrat ; kuasa)’, Samudra Kekuatan, yang pernah diminta oleh Nabi Musa namun tidak diberikan oleh Allah Subhanallahu wata’ala. Nabi Musa meminta agar Allah memberinya kekuatan dari Samudra Kekuatan agar bisa berkata kepada sesuatu, KUN FAYAKUN---Jadilah! dan jadilah dia. Namun Allah berkata “tidak....!” untuk kau wahai Musa. Masih ada orang yang lebih mulia ketimbang kamu wahai Musa yang akan menerima kemuliaan dari kekuatan 3 samudera rahasia Ilahi itu. Maka Allah pun berkata, Tidak hai Musa, lihatlah gunung itu, Aku akan memberikan cahaya kepada gunung itu. Jika gunung itu tetap berdiri di tempatnya, engkau akan diberikan kekuatan itu, tetapi jika gunung itu melebur atau hancur, engkau tidak bisa menerima kekuatan itu, karena engkau pun akan hancur. Dan ketika Allah mengirimkan cahaya ke gunung itu, gunung itu menjadi hancur lebur, Nabi Musa pun jatuh pingsan (al-A’raf 143). Itulah sebabnya Allah  mengatakan bahwa kekuatan itu bukan untuknya melainkan untuk Rasul terakhir-Nya.
Allah telah memberi Rasulullah Samudra Kekuatan itu sehingga sebenarnya beliau pun bisa mengucapkan “Jadilah! Maka jadilah dia, tanpa perlu meminta izin kepada Allah karena beliau telah berenang dalam Samudra Kekuatan itu. Namun karna akhlaknya Rasulullah sangat,...sangat mulia, beliau tetap santun dan memuliakan Allah Ta’ala dengan mengatakan bahwa hanya Allahlah yang sangat mulia dan patut disembah. Aku hanyalah manusia biasa sebagai utusan-Nya. Padahal rahasia beliau teramat rahasia dibalik hanya sekedar sebagai manusia biasa yang diutus untuk menyampaikan pesan-pesan Ilahi. Rasulullah pernah bersabda, “Maa shabballahu fii shadrii syay-an ilaa wa shababtuhu fi shadri Abii Bakri---Apa pun yang Allah berikan ke dalam hatiku, telah kuberikan pula ke dalam hati Abu Bakar ash-Shiddiq ra (Maybudi, Razi, Ajluni, Suyuti), kemudian Abu Bakar menyerahkan semuanya kepada Salman al-Farisi , Salman kepada Qasim , Qasim  kepada Ja’far, Ja’far  kepada Tayfur (Bistami), Tayfur kepada Sayyidina Khidir untuk sementara dan akhirnya rahasia tharekat naqshabandi dari sanad mata rantai emas ini sampai kepada Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani sebagai mursyid sejati ke 39 dan akhirnya Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani meneruskannya kepada Maulana Syekh Nazhim Al-Haqqani sebagai mursyid penutup akhir zaman. Dan akhirnya rahasia mata rantai emas ini akan diserahkan oleh syaikh Nazim kepada Imam Muhammad Mahdi as pda nantinya.
Lalu apa rahasia dibalik pemberian 3 atribut kekuatan itu kepada Rasulullah oleh Allah Ta’ala ? Bila Allah memberikan sesuatu, Dia tidak akan mengambilnya kembali. Itulah artinya Maha Pemurah. Ketika kalian memberikan sesuatu dan tidak mengambilnya kembali serta tidak menyesal karena telah memberikannya, berarti kalian mempunyai sifat pemurah atau dermawan. Allah memberi kekuatan kepada Rasulullah untuk mengucapkan “Jadilah!” kepada sesuatu maka jadilah dia, dan beliau menyimpan kekuatan itu untuk hari akhir, hari kiamat. Rasulullah semasa hidup tidak akan menggunakan 3 atribut kekuatan itu untuk sesuatu yang sia-sia dan untuk kepentingan diri dia sendiri. Inilah kelebihan Rasulullah dibanding nabi-nabi sebelum beliau. Rasulullah, beliau kalau tidak sangat terpaksa, tidak akan mengeluarkan suatu mukjizatnya, padahal mukkizatnya sendiri melampaui mukjizat nabi yang lain. Namun mukjizat atau atribut yang diberikan Allah kepadanya itu beliau simpan dan baru akan digunakan untuk membawa semua orang ke Surga. Rasulullah  tidak akan meninggalkan satu orang pun. Beliau akan merangkul seluruh manusia dengan tangannya dan membawanya ke Surga. Itulah Rasul kita. Inilah rahasia syafa’at Rasulullah.
Lalu setelah ketiga Atribut tersebut disandangkan kepada Rasulullah, datanglah lima tingkatan hati lagi ke dalam relung Qalbu Rasulullah. Ketika Allah menyandangkan beliau, hati Rasulullah tiba-tiba diberkati dengan Kekuatan Ilahi dari lima tingkatan hati, dari satu tingkat ke tingkat berikutnya hanya berlangsung dalam waktu singkat. Tingkat pertama adalah maqam Hati, kemudian maqam Rahasia, lalu maqam Rahasia dari Rahasia, berikutnya maqam Yang Tersembunyi dan terakhir maqam Yang Paling Tersembunyi. Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani dan Maulana Syekh Nazhim berkata bahwa, setelah Rasulullah disandangkan dengan semua tingkat ini, segala dosa dan perilaku buruk yang berasal dari ummatnya, walaupun dosa setiap orang tidak terhitung lagi jumlahnya, bahkan jika dosa itu menyamai jumlah ummat Rasulullah yang menurut ajaran Sufi jumlahnya mencapai 400 milyar, bagi Rasulullah itu sama saja, bagaikan sesuatu yang dibersihkan dengan sebilas air. Seperti itulah cahaya yang telah diberikan Allah kepada Rasulullah  sehingga beliau dapat membersihkan seluruh dosa tersebut dan memberi manfaat kepada ummatnya seolah-olah semuanya tidak terjadi.
Kita ini adalah ummat terbaik yang diciptakan oleh Allah, sebagaimana Rasulullah  bersabda, Afdhalul umma akhyarul umma akhirul umma---Ummat yang paling baik, ummat yang paling disukai adalah ummat yang terakhir”. Kalian semua adalah ummat terakhir. Menurut Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani yang wafat tahun 1973 berkata, “dunia ini tidak akan berusia lebih dari 50 tahun lagi. Setelah 50 tahun sesuatu akan terjadi, sesuatu yang tidak pernah kalian dengar sebelumnya. Hari Kiamat akan terjadi setelah 50 tahun ini dan ditambah 40 tahun kemudian”. Semuanya akan berakhir dalam 90 tahun dari sekarang. Melalui rahmat yang telah disandangkan kepada Rasulullah, seluruh dosa manusia akan dihapuskan. Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani berkata bahwa walaupun setiap orang mempunyai 400 milyar dosa, semuanya akan dihapuskan, walaupun jumlahnya mencapai jumlah seluruh ciptaan Allah yang meliputi alam semesta dan makhluknya. Dengan mudah semuanya dapat dihilangkan oleh Samudra Rasulullah, seolah-olah tidak ada dosa-dosa yang telah menyentuhmu.
Jangan berpikir bahwa Allah menciptakan makhluk-Nya dan meninggalkannya begitu saja. Allah akan menyandangkan para Wali-Nya dan menyandangkan Rasulullah dengan Atribut dan Cahaya-Nya untuk menghindarkan orang dari penderitaan dan dosa menuju maqam yang tinggi di hari kemudian.
Ketika Salman al-Farisi, salah satu Wali terbesar yang muncul setelah Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq dan berasal dari Persia, mengetahui dari buku yang telah dibacanya dan melalui suatu tanda di luar kebiasaan yang muncul di gugusan bintang, yang menandakan bahwa Rasul terakhir akan muncul. Beliau tahu bahwa akan terjadi suatu peristiwa besar di dunia ini. Untuk itulah beliau pergi ke Mekkah, beliau menjual dirinya sebagai budak kepada beberapa orang yang pergi ke Mekkah, dan beliau mengiringi unta milik orang yang membelinya sepanjang 5.000 mil dari Persia ke Mekkah untuk bertemu Rasulullah. Bayangkan betapa berat perjuangan Salman Al-Farisy. Sekarang kita malah enggan untuk menempuh 20 atau 40 mil dengan kendaraan, dan mengatakan bahwa itu terlalu jauh. Jangankan untuk berjalan sejauh itu menemui Rasulullah, mengucapkan sholawat secara berlebihan saja kita sudah dianggap bid’ah. Lihatlah perjalanan para Wali yang sangat panjang dan jauh untuk bertemu dengan Rasulullah.
Ketika Rasulullah dibawa ke dunia ini oleh ibunya, Sayyidina Salman al-Farisi diberi hidayah oleh Allah dan mampu mendengar kegembiraan binatang, pohon, ranting dan seluruh alam yang berteriak, “Allahu Akbar! Allahu Akbar,…..Allahu Akbar, semua orang di alam semesta ini bergembira, karena Rasul terakhir telah datang dan semuanya mengetahui bahwa Allah akan menyandangkan beliau dengan Cahaya Ilahi-Nya. Semuanya tahu dan bergembira, kecuali kita ummat manusia yang tertutup mata hatinya. Ummat manusia iri terhadap Rasulullah dan berkata, Mengapa Allah memilihnya?
Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani berkata, Saya berbicara dari Samudra Pengetahuan yang akan dibuka ketika Imam Mahdi telah muncul. Luasnya Pengetahuan yang Saya buka bagaikan cahaya yang melalui lubang jarum. Jika Maulana syaikh nazim berbicara seolah-olah dari sebuah lubang jarum, maka apa yang kita bicarakan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan realitas sesungguhnya. Apa yang akan datang adalah sesuatu yang bisa membuat kalian marah. Ini adalah keterangan mengenai pernyataan Sayyidina Abu Huraira ra dalam hadits, “Rasulullah  telah meletakkan dua jenis ilmu pengetahuan dalam hatiku. Satu pengetahuan telah kusebarkan kepada orang-orang, tetapi bila pengetahuan yang lainnya kukatakan, mereka akan memotong leherku” (Bukhari). Apa yang Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani katakan tergolong pengetahuan jenis kedua sesuatu yang berada di luar kebiasaan dan akan disebarkan di masa Imam Mahdi  nanti.
Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani berkata bahwa pengetahuan ini telah dibuka dalam hati Rasulullah  sejak masa kelahirannya dan hati beliau bagaikan segelas air, transparan di segala sisi. Hatinya begitu transparan sehingga ke mana pun beliau memandang, beliau mendapatkan pengetahuan dan hikmah dan oleh karenanya beliau berbicara berdasarkan ilmu dan hikmah tersebut.
Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani berkata bahwa ketika jiwa Rasulullah diambil dari jasadnya oleh para malaikat dan dipersembahkan kepada Kehadirat Ilahi, ibunya mengira bayinya telah meninggal karena tubuhnya diam, tidak bergerak selama satu jam penuh. Tetapi Jibril segera datang dan berkata kepadanya, Jangan takut, dan jangan ceritakan hal ini kepada seseorang, biarkan saja. Allah telah mengambil jiwanya untuk membersihkannya dan untuk membukakan Atribut dari 99 Nama kepadanya semuanya adalah Samudra dari Nama-Nama Allah
Menurut agama Islam, Allah mempunyai 99 Nama, setiap Nama mencakup suatu Atribut Ilahi dan setiap Atribut merupakan sebuah Samudra Pengetahuan yang kedalamannya tidak diketahui seorang pun).
Allah membasuh hati Rasulullah dengan Bismillah al-‘azhim, Nama yang Terbesar. Sampai sekarang setiap Wali mencoba untuk mengetahui Nama Allah I yang Terbesar, tetapi tidak ada yang mengetahuinya, karena rahasia itu belum dibukakan kepada seseorang, kecuali Rasulullah sendiri yang telah menerima rahasia tersebut di dalam hatinya. Semua sekat dihilangkan dari hati Rasulullah tatkala Allah membasuh hatinya dengan air sungai Khawtsar, sebuah sungai di Surga yang diberikan kepada Rasulullah manakala Allah berfirman, Innaa a thaynaakal Khawtsar. Jika seseorang mandi di dalamnya, hatinya tidak akan pernah mati. Inilah sebabnya Rasulullah bersabda, Ana hayyun thariyyun fii qabri, Aku hidup dan tetap segar dalam kuburku (Suyuti).
Ketika beliau baru berusia 1 jam, Rasulullah bertanya kepada Allah  seolah-oleh beliau melihat-Nya, Wahai Tuhanku, bagaimana dengan ummatku? Apakah Engkau akan membasuh ummatku dengan air dari sungai ini? Jika tidak, aku tidak mau dibasuh sendiri. Aku harus bersama ummatku, aku tidak bisa meninggalkan mereka. Menurut Rasulullah, ketika beliau meminta hal ini kepada Allah, Allah membasuh seluruh ummatnya dengan air dari Sungai Kehidupan itu. Allah membasuh dan membersihkan hati mereka, sekalian mukmin sampai menjadi bersih dan transparan seperti yang dimiliki Rasulullah, kemudian Allah menyerahkan mereka kepadanya, Aku menyerahkan ummatmu dalam keadaaan bersih, suci, lemah lembut, pemurah, rendah hati, saling mencintai dan menghormati sesamanya. Apakah engkau menerimanya? Rasulullah yang melihat mereka semua dalam keadaan bersih dan suci lalu berkata, “Aku menerimanya...”. Ketika beliau mengatakan akan membawa mereka, Allah menunjukkan kepadanya bagaimana mereka akan membuat banyak dosa ketika diturunkan ke dunia ini. Rasulullah  bersabda, Ya Rabb,Wahai, apa yang telah Kau lakukan ? Allah  menjawab, Lupakan saja, cahaya tidak akan musnah dari dalam hati mereka. Mereka akan menutupi cahaya itu dengan kegelapan, tetapi itu akan seperti lap, dan Aku akan memberimu Awliya yang akan menjadi pembantumu agar mereka dapat membersihkan dan mengkilapkan hati mereka.
Kita semua adalah ummat yang diampuni. Allah telah mempercayakan kita kepada Rasulullah dengan Kemurahan-Nya. Kalian akan mendengar lebih banyak lagi pelajaran ini. Namun tetap saja apa yang kita bicarakan ini hanyalah hal-hal yang sepele. Ketika Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani memberi izin untuk berbicara mengenai pengetahuan itu, pelajaran tersebut bukan untuk didengar oleh semua orang. Mereka yang mendengar adalah orang-orang yang istimewa dan topik ini hanya bisa dibuka dengan izin Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani dan Maulana Syekh Nazhim.
Setelah Rasulullah menerima ummatnya dengan cahaya mereka, dan setelah Allah menunjukkan dosa-dosa yang akan mereka lakukan, Rasulullah meminta beberapa pembantu. Dengan segera Allah memberinya 7.007 Wali Naqsybandi untuk membantu beliau membersihkan ummatnya. Di antara mereka terdapat 313 Wali yang tingkatannya tinggi. Dan di antara mereka terdapat 40 Guru Besar dari Mata Rantai Emas (Golden Chain). Itulah jalan kita menuju Rasulullah. Keempat puluh Guru Besar kita ini mencoba melakukan yang terbaik untuk membersihkan setiap orang dari dosa-dosanya melalui cahaya yang telah diberikan Allah ke dalam hati mereka. Kalian beruntung bahwa kalian berada di tangan salah satu Guru Besar tersebut Guru Besar terakhir dalam mata rantai ini, Guru yang keempat puluh yang saat ini berada di tangan Maulana Syaikh Nazim Adil Qubrusi An Naqshabandi Haqqani Al-Hasani. Beliau adalah cucu dari syaikh Abdul Kadir Jailani Al-Baghdadi dari garis Bapaknya dan cucu dari Jalaludin Rumi. Jalaludin Rumi sendiri adalah masih djuriah dari sahabat Abu Bakar As-Shidik. Satu-satu Awlia yg mempunyai dari dua garis keturunan sahabat Rasulullah adalah syaikh Nazim. Imam Ali menurunkan 40 cabang tharekat Mu’tabarah sedangkan Imam Abu Bakar As-Shidik menurunkan 1 cabang Tharekat Naqshabandiyyah. Subhanallah..” Sultanul Aulia Maulana syaikh Muhammad Nazim memiliki ilmu pengetahuan langsung dari 2 samudera pengetahuan Ilahiyyah yg bersumber dari hati Rasulullah.
Apakah Khawtsar itu? Menurut riwayat yang tertulis, Khawtsar adalah nama sebuah sungai di Surga, tetapi menurut pemahaman dan pengetahuan Sufistik, Khawtsar adalah nama salah satu syurgawi Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani. Dengan nama itu “Al-Khawtsar” air di mana Allah membuat simbol dengan nama Syaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani, ia dapat menghilangkan dosa-dosa semua pengikutnya, dan menghadirkan mereka dalam keadaan bersih kepada Rasulullah setiap malam. Itulah sebabnya kalian harus bergembira karena kalian telah terhubungkan dengan salah satu Guru Besar yang besar dalam Mata Rantai Emas ini. Guru besar ke 39 itu berada di tangan syaikh Abdullah Faiz Dhagestani.

Pernah suatu hari syaikh Abdullah Faiz Dhagestani berkata kepada syaikh Nazim dan murid-murid utamanya. “Apa yang kita bicarakan di sini, tak akan kalian temui di buku-buku mana pun.  Beliau berkata bahwa nanti Allah ingin menunjukkan kebesaran Sayyidina Muhammad di hari Kiamat nanti dan betapa besar umat beliau.  Ia berkata bahwa aku (Grandsyekh Abdullah Fa’iz Dhagestani) baru saja menerima ilham dari kalbu Sayyidina Muhammad  tentang kisah ini dengan tujuan untuk menunjukkan betapa besar umat Nabi kita Muhammad saw,. Ilham Rabbani itu adalah bahwa dari setiap sperma yang kalian (anak Adam) keluarkan setiap kali kalian melakukannya, jika seorang anak muncul, atau pun tak ada anak yang muncul, tergantung dari berapa banyak sperma yang keluar, Allah  akan menciptakan manusia dalam jumlah yang sama yang akan menjadi anak-anak kalian.  Allah ingin menunjukkan keagungan Sayyidina Muhammad, bahwa setiap kali kalian melakukannya dengan istri sah kalian, apakah kalian memiliki anak atau tidak, seberapa banyak sperma yang keluar dari diri kalian, 500 juta, Allahpun akan menciptakan 500 juta manusia yang akan menjadi anak-anak kalian dan akan mengerubuti diri kalian di Yaumil Mahsar sambil berkata, “Ayahku, Ayahku” di Hari Kiamat nanti, di hadapan Nabi, dan mereka akan menjadi bagian dari umat Nabi.  Karena itulah umat ini di Hari Pembalasan nanti akan menjadi umat terbesar, yang meliputi setiap tempat.

Pernah dilain kesempatan, Maulana Syekh Nazhim  bertanya kepada Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani sebagai mursyidnya, wahai tuanku,Mengapa Allah memberi kenabian kepada Rasulullah ? Apakah hanya untuk dirinya sendiri? Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani berkata, Tidak...! Allah  telah memberinya kekuatan dan menyandangkannya dengan atribut dari ke-99 Nama dan semua cahaya ini untuk ummatnya juga, agar Rasulullah  dapat menyandangkan kita semua dengan cahaya dan atribut yang sama, beliau membagi semua atribut itu kepada kita. Allah telah berfirman kepada Rasulullah, Wahai Rasul-Ku tercinta, Aku akan bertanya kepadamu secara pribadi Aku ingin setiap orang dari ummat ini menjadi seperti dirimu. Jika mereka tidak seperti dirimu, Aku tidak akan menerimamu sebagai Rasul. Ini adalah suatu rahasia yang besar dan luar biasa, yaitu bahwa Rasulullah  bertanggung jawab untuk membuat setiap orang dari ummatnya agar seperti beliau. Dalam beribadah, beliau akan membagi seluruh ibadahnya untuk kita, hal ini untuk membersihkan dan menyandangkan diri kita dengan semua yang telah didapatkannya, dan untuk menghadirkan kita kepada Allah dalam keadaan suci seperti dirinya. Inilah tugas beliau.
Gransyaikh Abdullah Fa’iz Dhagestani dan Maulana Syekh Nazhim berkata, Dalam setiap kedipan mata, jarak antara Rasulullah dengan Hadirat Ilahi semakin dekat dua kali lipat, Yataraqqa mitslaini mitslain, dalam sekuen geometrik yang berkembang, setiap kedipan mata meningkatkan jarak sebelumnya dua kali lipat. Beliau mengalami kemajuan, dan secara bersamaan beliau juga membawa ummatnya tanpa diskriminasi dan perbedaan. Ummat ini adalah ummat dari para hamba; dan hamba adalah hamba, budak adalah budak! Tidak ada perbedaan antara Muslim, Kristen, Yahudi, Buddha, maupun Hindu! Mereka semua adalah hamba di hadapan Allah, dan Muhammad Shallahu alaihi wasallam melihat mereka sebagai seorang manusia dan membawanya bersamanya. Bukankah dalam kening setiap anak cucu Adam ada Nur Rasulullah..?
Pengetahuan ini akan dibuka pada masa Imam Mahdi dan Nabi Isa as. Sekarang, ini hanyalah aroma dari apa yang akan terjadi kemudian. Ketika orang-orang berbicara kepadamu tentang Sufisme, apa yang mereka katakan? Mereka hanya anak-anak bila dikaitkan dengan Mata Rantai Emas yang mendapat pengetahuan dari hati Rasulullah, bukan dari kitab. Apa yang akan dibuka nanti akan menyepelekan apa yang dikatakan oleh orang yang mengaku Guru Sufi saat ini. Mereka akan menyadari bahwa mereka hanya anak-anak. Pengetahuan mereka bukan apa-apa. Itulah sebabnya Sayyidina Muhyiddin Ibnu al-Arabi, setelah menulis al-Futuhat al-Makkiya berkata, Saya tidak mengerti apa yang Saya tulis. Beliau terbiasa tidur dengan sebuah pena di sisinya, ketika beliau bangun, beliau mendapati bahwa pena itu telah menulis sesuatu. Demikian pula ketika beliau menulis, Fushus al-Hikam dan semua buku yang lainnya. Walaupun beliau tidak mengerti, sekarang mereka malah menjelaskan apa yang sebenarnya tidak mereka pahami. Apa yang akan kalian pahami dari yang mereka katakan? Derajat pengetahuan yang tinggi dalam Sufisme tidak bisa dibuka begitu saja, walaupun kalian berpikir telah melihatnya. Jika kalian mempunyai televisi, kalian dapat melihat sesuatu tetapi tidak bisa merasakannya. Dalam Sufisme, jika kalian tidak bisa merasakan dan mengalami sendiri kejadian itu, kalian tidak bisa meraih tingkatan di mana pengetahuan itu digambarkan.

Barakallahu Habibullah 1 x……..


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar