Jumlah

Ayyuhannas



Wahai jiwa, kemarilah…
Berhentilah sejenak. Duduklah barang sejenak dalam perjalanan panjang yang kau tempuh ini. ingatlah, sudah 20 tahun lebih kau melakukan perjalanan ini. tentu banyak debu yang menempel pada dirimu hingga menambah sulit perjalanan ini. Berhentilah untuk kembali melihat peta yang kau genggam. Ajak dirimu untuk sadar tentang jalan mana yang sudah kau tempuh dan jalan mana yang akan kau tempuh nanti. Jangan biarkan waktu berlalu sementara kau tidak sadar akan kemana. Ketahuilah, hidup yang tak pernah direnungi adalah kehidupan yang tak pantas tuk dijalani.

Jiwa…

Ingatkah dirimu, bahwa dari total 20 tahun yang kau tempuh ada sekitar 8 tahun masa waktu yang harus kau pertanggungjawabkan. Kini ayo kita berhitung. Delapan tahun yang lalu beban sudah harus kau pikul. Tetapi, kau baru menyadari kewajibannya mungkin sekitar 5 tahun yang lalu sejak orang-orang salih itu mengajakmu ke sini. Dari lima tahun itu, kau berani mengatakan berapa jika ditanya seberapa lama kau isi dengan ibadah? Dengan dzikir? Dengan munajat? Dengan tilawah? Dengan membantu orangtua? Dengan menghibur orang yang kesusahan? Dengan sekedar senyum di hadapan saudaramu? Jika ditotal, mungkin kau hanya melakukan itu semua tidak lebih dari beberapa bulan saja. Sisanya? Ingatkah dirimu saat kau habiskan waktumu untuk tertawa terbahak-bahak dalam rumah-Nya? Ingatkah dirimu saat kau habiskan waktu untuk perkara ghibah? Ingatkah dirimu, saat kau habiskan waktumu dalam kemaksiatan? Atau, ingatkah engkau ketika kau duduk-duduk di tepi jalan dengan mata yang berulang kali melepas panah setan? Apa mungkin engkau lupa dengan tidur panjangmu hingga terlewat waktu sholat? Rasanya tidak mungkin engkau lupa dengan terlewatnya kesempatan berdoa di antara adzan dan iqomat karena kau asyik dengan teman sebelahmu.

Ayyuhannafs…

Terlalu banyak debu yang menempel pada dirimu. Hampir ia menutupi matamu dari melihat kejernihan. Kalau boleh jujur, kau jauh dari gambaran ideal seorang yang memahami hakikat perjalanan ini. tapi entah mengapa masih ada begitu banyak orang yang menyanjungmu, menyambutmu dengan salam dan senyum, mengelu-elukanmu. Padahal, jika mereka tahu siapa dirimu saat kau sendiri, siapa dirimu saat kau dalam kondisi terlemah, dan kesepian telah datang, tentu mereka akan menjadi manusia pertama yang menjauhimu karena jijik kepada dirimu. Ketahuilah, harum namamu hari ini tidak dibangun dari amal-amalmu. Ia dibangun atas prasangka baik orang-orang yang mengenalmu dan kemurahan Allah swt yang masih menutupi aibmu. Jika suatu waktu malaikat Roqib dan atid memperlihatkan catatan amalmu kepada orang lain, tentu mereka akan marah besar kepada dirinya karena telah tertipu oleh begitu cantiknya kau menjaga wibawa di hadapan manusia.

Ya Allah, saya ini hina, tidak mempunyai apa-apa. Aku adalah kesempurnaan dari ketidak berdayaan diri. Engkaulah yang maha Perkasa. Engkaulah yang Maha Suci. mari kita hidupkan pertalian antara dua titik (hamba dan Allah) yang kita hidupkan dengan tulus. Itulah Islam, itulah penghambaan diri kita kepada Allah. Itu awal dari  langkah kita untuk menjemput rahmat Allah. Rahmat memang diturunkan kepada kita, seperti partikel di udara, tak terbilang, tak pernah terhenti. Begitu ada ruang kosong, masuklah dia si udara tadi. Itulah rahmat Allah. Rahmat yang mengimplikasikan barakah ridho dan keabadian karunia di alam baqa, yang bermula dari karsa.  Karena itu kita sudah dimerdekakan oleh Allah untuk membangun sendiri karsa dikehidupan. Kita berada dalam track kehidupan yang seperti itu.


Allah Allah
Allah Allah Karim Allah
Oh… Allah…kehidupanku, kehidupan kami adalah suatu sense, suatu kesadaran mengenai kefakiran dan kebutuhan yang tiada pernah henti. Suatu kebutuhan belum tunai, datang kebutuhan lain. Aku dan kami tak berdaya Ya Allah. Engkau beri suatu gita dalam kehidupan kami untuk selalu butuh, padahal kami lumpuh, buntung, tidak apapun, tapi untung Engkau maha kaya dan pemurah. Engkau suruh kami untuk hidup secara baik dan benar begitu diberitahukan oleh kekasihmu Muhammad, yang selalu kami lupa. Kau suruh kami untuk menjadi baik dan benar., Kami sedang membangun keyakinan. Mana mungkin kami berjalan dengan baik dan benar bila Engkau tidak akan mencukupi kami. Yang tidak kami mintapun Engkau memberi.

Allah Allah Subhan Allah
Ya Allah, kami ini banyak salahnya, terus menerus berbuat salah. Maju sedikit mandur banyak, maju sedikit mundur banyak lagi, maju sedikit  mundur banyak lagi. Akhirnya kemunduran yang aku jalani.  Hakekat kehidupan kita ini adalah  suatu kemunduran yang tidak bisa dibendung. Untung Engkau Maha Suci, memberi aku, memberi kami semua suatu track kehidupan yang positif " Innaa sholata kaanat `alal mu'miniinaa kitaaban mauquta." Engkau jaga kami dengan periode yang begitu close circuit, keliru Engkau hadang dengan tasbih, Engkau beri, Engkau luberkan kecucianMu, Engkau ajari kami bahwa ketika Nabi Muhammad dulu lahir, terlahir didunia ini dengan karsa serta manifestasi dari rahmatMu, seluruh isi cakrawala bertasbih. Subhanallah Walhamdulillah Walaa illaahaillallah Allahu Akbar. Engkau suruh kami untuk berada dalam close circuit dikehidupan ini bernyanyi bersama malaikat untuk  meraih dan menggapai Nabi Muhammad. Maha Suci Engkau Ya Allah.

al-fakir Muhibbin
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar